Maksimalkan UPSUS Padi dan Jagung, BSIP Banten Laksanakan Penguatan Kapasitas di Cibadak
Cibadak - Lebak, 05/02/2024. Kembali BPSIP Banten melaksanakan kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian di Kabupaten Lebak. Kali ini agenda dilaksanakan di Gapoktan Suka Bungah Kecamatan Cibadak. Selain alasan strategis, pemilihan lokasi juga didasarkan pada sejarah. Di lokasi ini telah lahir penangkar yang eksis dalam memproduksi benih padi.
Peserta penguatan kapasitas penerap standar pertanian berjumlah 75 orang terdiri atas petani, penangkar, petugas lapang Kec. Cibadak, Warunggunung, dan Cikulur. Acara dipandu oleh Koordinator Penyuluh Kec. Cibadak (Pupu Pauziah, S.PKP).
Acara diawali dengan sambutan Kepala BSIP Banten Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP yang menjelaskan bahwa kegiatan penguatan kapasitas penerap standar pertanian adalah bentuk nyata kerjasama antara BPSIP Banten dengan Dinas Pertanian Kab. Lebak. Kegiatan ini berupaya mendukung UPSUS Padi dan jagung. Kementerian Pertanian telah menargetkan swasembada beras dan jagung. Tahun 2024, beras ditargetkan 34 juta ton yang diperoleh dari 54 juta ton gabah. Provinsi Banten turut berkontribusi dalam memenuhi target tersebut. Tahun 2023, Banten tercatat sebagai provinsi yang berada pada urutan ke-8 dalam penyediaan pangan nasional. Tahun 2023-2024 Banten mendapatkan program reprioritas utk meningkatkan produksi padi dan jagung. Tahun 2023 Lebak mendapatkan bantuan jagung 950 ha di Kecamatan Gunung Kencana dan Maja. Selanjutnya tahun 2024 kembali Lebak mendapatkan bantuan jagung untuk 5.000 ha dan padi 7.500 ha. Harapannya stimulus bantuan dapat meningkatkan produksi padi dan jagung.
Kadis Pertanian Kab. Lebak, Rahmat, S.STP, MSi menjelaskan adanya dukungan kebijakan penuh terhadap Upaya Khusus peningkatan produksi padi dan jagung. Dalam rangka mensukseskan program UPSUS, Dinas Pertanian akan menggandeng TNI. Tujuan pelaksanaan UPSUS utamanya untuk mengawal pola tanam, pengendalian HPT, dan panen serempak. Harapannya kegiatan serempak dapat mengurangi gagal tanam dan gagal panen. Di sisin lain, tantangan Lebak dalam pengembangan pertanian mengarah pada kurang optimalnya pemanfaatan lahan, kegiatan kurang kontinyu ketersediaan air, pupuk dan penanganan panen yang banyak mengalami kehilangan hasil. Kadistan Lebak sangat mengapresiasi BSIP Banten karena terjun langsung menyelenggarakan penguatan kapasitas penerap standar pertanian di wilayahnya.
Selain materi tentang Gambaran Umum dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Kab. Lebak, acara ini mengangkat materi teknis yang dipandu oleh Moderator Riki Adriana, SP (Kabid Penyuluhan Distan Lebak). Materi tentang Standar Budidaya Padi dan Jagung (GAP) disampaikan oleh Dr. Angelita Puji Lestari, M.Si. (PBT BSIP Banten). Agar penyampaian materi lebih menarik, narasumber memanfaatkan video untuk menyampaikan standar budidaya padi. Penekanan materi standar budidaya jagung mengarah pada pentingnya (1) penggunaan benih bersertifikat, (2) penggunaan pupuk berimbang berdasarkan uji sederhana melalui penggunaan PUTK, PUTS, dan BWD, (3) pengendalian hama dan penyakit terpadu. Tak lupa narasumber turut menjelaskan komparasi benih jagung komposit dan hibrida.
Materi selanjutnya tentang produksi dan prosedur sertifikasi benih padi dan jagung yang dipaparkan oleh Dadang Sutisna, SP., MP (PBT Distan Prov. Banten). Proses produksi benih yang wajib dipenuhi petani yaitu terkait kadar air dan tahapan roguing. Petani wajib mengontrol kadar air (< 13%) karena kadar air dan penyimpanan mempengaruhi kualitas benih. Proses sertifikasi diawali dengan persyaratan administrasi, dan persyaratan teknis yang dibantu oleh petugas.
Diskusi semakin hidup ketika penyuluh BSIP Banten (Rika Jayanti Malik, SST. M.Sc.) memancing peserta melalui lontaran pertanyaan terkait kendala petani mengembangkan usaha tani. Beberapa hambatan yang dialami mengarah pada (1) kurangnya ketersediaan VUB, (2) serangan hama tikus, (3) rendahnya kemampuan petani dalam menentukan harga benih, dan (4) kurangnya informasi pihak yang mengopcup benih, terutama saat ketersediaan benih melimpah di kelompok tani.
Agar proses penguatan kapasitas lebih bermakna, peserta diperkenalkan dan secara langsung praktik penggunaan PUTK, PUTS, dan BWD. Dimulai dari prosedur pengambilan sampel tanah (sawah dan kering) dan mengamati warna daun padi serta pengujian sederhana berikut cara membaca hasil. Praktek dipandu oleh Ahmad Muhtami, A.Md., S.PKP (Penyuluh BSIP Banten).
Sebelum dan sesudah menyimak materi, peserta secara aktif mengisi kuesioner yang memuat pertanyaan tentang pengetahuan, sikap, dan keterampilan terhadap budidaya dan perbenihan padi dan jagung. Acara semakin semarak dan bersemangat ketika peserta turut dilibatkan dalam ice breaking.
Melalui acara ini menjadi sarana pendidikan bagi Penerap standar yang bermuara pada peningkatan produksi padi dan jagung yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Petani Berjaya, Bangsa Sejahtera