BSIP Banten Lakukan Panen Bersama dan Diseminasikan Padi Biosalin di Wilayah Pantura Banten
Serang, 03/04/2024, BSIP Banten melaksanakan acara Panen Bersama Padi Varietas Biosalin untuk Perbenihan Mendukung Peningkatan Produksi Pangan di Provinsi Banten.
Acara dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Data Generik Pertanian (BBPSI Biogen) Dr. Arif Surahman, SPi, M.Sc., Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Dr. Ir. Agus M. Tauchid, M.Si., Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Dr. Muharfiza, STP, M.Si., Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Serang Suhardjo, S.Pi, MM, Dr. Rossa Yunita, SP, M.Si. (Pemulia Biosalin/Peneliti), Muspika Tanara, Penyuluh BSIP Banten, Penyuluh, POPT, dan Petani dari Kec. Tanara, Tirtayasa, dan Pontang.
Acara Panen Bersama bertujuan untuk memperkenalkan sekaligus mendiseminasikan varietas Biosalin kepada instansi pemerintah dan penyuluh serta petani dari 3 lokasi kecamatan tersebut di atas. Diketahui bahwa ketiga kecamatan tersebut berada di wilayah Pantura yang memiliki lahan persawahan salin.
Panen Bersama oleh para undangan yang hadir dilakukan di lokasi Poktan Talang Tani Desa Cerukcuk Kec. Tanara, yaitu di lahan sawah milik Ketua Poktan yang bernama Nabhani. Bulir-bulir padi yang padat berisi menyejukkan pandangan mata pada hamparan sawah seluas 2 ha tersebut.
Usai seremoni panen, dilakukan pertemuan membahas prospek pengembangan varietas Biosalin di Provinsi Banten. Dr. Ismatul menyampaikan bahwa hingga saat ini Biosalin yang telah ditanam di Provinsi Banten seluas 118 ha, dan 50 ha di antaranya ditanam di Kec. Tanara dengan label ungu sehingga masih dapat dikembangkan kembali menjadi benih label biru atau benih sebar. Dr. Isma juga menguraikan bahwa selain toleran salinitas, Biosalin juga tahan hama wereng, terbukti pada pertanaman padi di lahan IP2SIP Singamerta terkena wereng kecuali varietas Biosalin.
Dr. Arif Surahman menyampaikan bahwa padi Varietas Biosalin merupakan karya peneliti di BB Biogen kala itu, saat ini berganti nama sesuai perubahan Tusi menjadi BBPSIP Biogen. Biosalin bukan varietas konvensional tetapi merupakan varietas padi toleran cekaman salinitas. Untuk itu, varietas ini merupakan solusi terhadap lahan-lahan sawah di pesisir yang terkena intrusi air laut. Untuk itu, Dr. Arif mendukung penyebaran varietas ini dalam rangka Perluasan Areal Tanam pada wilayah Pantura, antara lain wilayah eks tambak.
Sementara itu, Kabid Penanganan dan Pengendalian Bencana Distan Provinsi Banten mengungkapkan bahwa pertumbuhan Biosalin di wilayah Tanara dan sekitarnya dipelopori oleh Kepala BSIP Banten bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten dalam rangka pengembangan padi di wilayah Pantura khususnya saat musim kemarau lalu. Dr. Agus M. Tauchid menjelaskan bahwa kesuksesan penanaman Biosalin di wilayah ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi telah memberikan bukti keberhasilan. Untuk itu, pihaknya terus mendukung penerapan teknologi dan mengharapkan BBPSI Biogen terus berinovasi untuk meningkatkan ketahanan salin dari varietas ini.
Selanjutnya Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Serang mengharapkan dengan kehadiran Biosalin menjadi solusi dan terjadi peningkatan Indeks Pertanaman di 3 kecamatan yaitu Pontang, Tirtayasa, dan Tanara dari IP 100 menjadi IP200, dan IP200 menjadi IP300. Bahkan, pihaknya akan mengembangkan Mina Salin pada lahan-lahan sawah bagian utara dalam rangka peningkatan produksi padi.
Dr. Rossa selaku pemulia Biosalin menjelaskan bahwa Biosalin mulai dirakit sejak tahun 2012. Didukung penuh semangat, support dana dan optimisme pimpinan sehingga Biosalin berhasil dilepas tahun 2020 oleh Menteri Pertanian. Biosalin 1 rasanya mirip dengan Ciherang karena memang awalnya (tetuanya) berasal dari Varietas Ciherang. Hal ini dilakukan supaya Biosalin 1 tetap diterima masyarakat dan harga jualnya tidak turun seperti Ciherang. Tipe Biosalin yang membedakan dengan padi konvensional lainnya adalah pada bulirnya agak berekor, dan kadang-kadang saat panen ekornya lepas.
Biosalin 1 Agritan bersifat toleran terhadap cekaman salinitas, berumur sedang, yaitu 113 hari, memiliki mutu beras yang baik, tekstur nasi pulen, potensi hasil 8.75 ton/hektar dengan rata-rata hasil di sawah dengan cekaman salinitas berkisar 7,16 ton/hektar. VUB ini agak tahan terhadap wereng batang cokelat, hawar daun bakteri dan blas.
VUB Biosalin 2 Agritan, toleran terhadap cekaman salinitas, berumur genjah yaitu 107 hari, memiliki mutu beras yang baik, tekstur nasi sedang, potensi hasil 9,06 ton/hektar dengan rata-rata hasil 7,62 ton/hektar. VUB ini bereaksi moderat terhadap virus tungro, agak tahan terhadap wereng batang cokelat dan hawar daun bakteri, serta tahan blas.
Biosalin 2 tetuanya dari Inpari 13. Karena toleran salinitas sehingga Biosalin dilepas khusus spesifik lokasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Biosalin 1 dan 2 telah dilakukan uji multilokasi di daerah Subang, hingga kadar salin 15 ppt masih bisa berproduksi.
Di akhir acara, petani dan penyuluh berdiskusi secara mendalam dengan para pejabat yang hadir serta dengan Dr. Rossa dalam rangka menggali lebih dalam terhadap informasi yang dibutuhkan tentang Biosalin.