Banten Gelar Monitoring Gabungan ke Calon Lokasi PAT di Kab. Pandeglang
23/04/2024, Tenaga Ahli Menteri (TAM) Pertanian Ir Hendri Sosiawan, CESA bersama Tim Inspektorat Jenderal serta Sekretaris Ditjen Perkebunan Heru Tri Widarto, S Si, M.Sc., selaku Penanggung Jawab Lapangan untuk Provinsi Banten pada kegiatan Optimasi Lahan, Pompanisasi, dan Pertambahan Areal Tanam Padi Gogo Tahun 2024 melakukan monitoring gabungan terhadap pelaksanaan PAT dan Pompanisasi di Kab. Pandeglang.
Kepala BSIP Banten Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP dan Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan DPKP Kab. Pandeglang Lisma Wiliani, SP mendampingi monitoring tersebut. Kunjungan dilakukan pada dua lokasi, yaitu Desa Pasir Mae Kec. Cipeucang dan Desa Banyuresmi Kec. Jiput. Kedua lokasi tersebut merupakan calon pelaksanaan Pertambahan Areal Tanam (PAT) melalui dukungan pengairan dengan pompanisasi.
Di Desa Pasir Mae, kunjungan dilakukan pada lahan Poktan Sidamaju 3 dan sumber air yang terdekat dengan lokasi lahan, yaitu Sungai Cilemer dan Cilandean. Luas lahan yang dapat terairi dengan sumber air dari Sungai Cilandean adalah sekitar 30 ha. Di lokasi ini, TAM Menteri Pertanian memberikan sejumlah saran kepada Petani dan Penyuluh setempat agar nantinya pengairan efektif dapat berjalan, seperti kebutuhan pipa saluran, posisi pompa, dan ukuran pompa yang tepat. Di wilayah ini, Indeks Pertanaman (IP) yang dimiliki adalah IP 100. Melalui pompanisasi air dari Sungai Cilemer dan Cilandean diharapkan IP di wilayah ini dapat meningkat menjadi IP 200.
Selanjutnya, kunjungan dilakukan ke Poktan Waringin Watu yang berada di Desa Banyuresmi Kec. Jiput. Di lokasi ini, lahan memiliki ketinggian yang tidak merata sehingga pengairan melalui pompanisasi nantinya akan diawali pada lahan yang tinggi agar seterusnya dapat mengairi sawah-sawah yang letaknya lebih rendah. Luas lahan yang dapat terairi dengan pompanisasi adalah sekitar 20 ha. Jarak sumber air ke lahan sawah yang tertinggi adalah 500 meter. Wilayah ini dilewati oleh Sungai Cinagung. Seperti halnya di lokasi pertama, di wilayah ini juga diberikan sejumlah masukan agar pengairan efektif berjalan dan secara nyata nantinya memberikan peningkatan IP. Saat ini, di lokasi ini memiliki IP 100 yang akan ditingkatkan menjadi IP 200.
Peningkatan IP tersebut akan memberikan peningkatan produksi yang diharapkan akan mengatasi masalah kekurangan ketersediaan beras seperti yang telah dialami di saat El Nino kemarin.