Jaga Produksi Pangan, BSIP Banten Gelar Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian
Muncang, 21/02/2024, BSIP Banten melaksanakan acara Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian yang ke-8 dari 9 titik yang ditargetkan. Kali ini, acara berlangsung di Gedung PGRI Kec. Muncang Kab. Lebak yang diikuti oleh 4 kecamatan berdekatan, yaitu Kec. Sobang, Kec. Cipanas, Kec. Leuwidamar, dan Kec. Muncang.
Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP membuka acara secara resmi sekaligus memberikan arahan bahwa acara ini pada dasarnya mendorong petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi dan jagung sehingga dapat tercapai target swasembada beras sebesar 34 juta ton. Petani tentu saja sudah memiliki keahlian dalam budidaya padi dan jagung, namun dengan acara ini mengingatkan kembali cara budidaya yang terstandar.
Kepala Dinas Pertanian Kab. Lebak Rahmat, S.STP, M.Si. dalam sambutannya menyampaikan gambaran pertanian di Kab. Lebak. Dinyatakan bahwa Kab. Lebak merupakan wilayah terluas di Provinsi Banten, yaitu 331.264 ha atau hampir 34.20 % dari luas wilayah Provinsi Banten. Lebih lanjut disampaikan bahwa sumber pendapatan Kab. Lebak bertumpu pada sektor pertanian yang berarti semua pendapatan barang dan jasa di wilayah tersebut ditopang oleh sebagian besar sektor petanian, yaitu sekitar 30 %. Terkait petani milenial, Kadistan Lebak menyebutkan bahwa generasi muda saat ini mulai meninggalkan pertanian, untuk itu harus ada upaya untuk mendekatkan pemuda ke pertanian. Tahun 2025, akan ada program Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) dari Kementerian Pertanian yang melibatkan pemuda untuk Kab. Lebak.
Selanjutnya, Kadistan Kab. Lebak mengapresiasi Kementerian Pertanian atas pelaksanaan kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian melalui BSIP Banten. Dengan kegiatan ini, diharapkan memacu kembali peningkatan produksi padi dan jagung mengingat Kab. Lebak menempati urutan kedua untuk luas lahan baku sawah, yaitu seluas 51.297 ha, namun produksi padi masih menempati urutan ke-3 di Provinsi Banten.
Materi teknis yang disampaikan dalam kegiatan ini ada 3, yaitu: Teknologi Budidaya Jagung yang disampaikan oleh Ir. Resmayeti Purba, M.Si. (Peneliti BRIN), Teknologi Budidaya dan Perbenihan Padi oleh Ahmad Fauzan, SST, MP (Penyuluh BSIP Banten), dan Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Padi oleh Dadang Sutisna, SP, MP (PBT UPTD PSBTPHP).
Ir. Resmayeti Purba, M.Si. menyampaikan bahwa kunci utama meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani jagung yaitu melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu dengan komponen teknologi berupa penggunaan varietas unggul, pellbenih bermutu/berlabel, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian gulma dan hpt, dan panen dan pascapanen serta penggunaan mekanisasi. Selain itu diperkenalkan pula beberapa jenis VUB jagung baik hibrida maupun komposit.
Pemateri kedua adalah Dadang Sutisna, SP, MP menyampaikan poin-poin materi antara lain: dasar hukum produksi, sertifikasi dan peredaran benih. definisi, benih, kelas benih (BS, BD, BP, dan BR), standar mutu lapangan dengan parameter pemeriksaan berupa isolasi jarak, campuran varietas lain dan tipe simpang, dan isolasi waktu, persyaratan sertifikasi, dst.
Materi ke-3 tentang Teknologi Budidaya dan Perbenihan Padi oleh Ahmad Fauzan, SST, MP. Disampaikan bahwa teknologi budidaya padi mengandung 12 komponen PTT, yaitu: 1) VUB dan Bermutu, 2) pemberian bahan organik, akan mengembalikan sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau ke lahan sawah, 3) penggunaan pupuk hayati, 4) persemaian, 5) penyiapan lahan, 6) penanaman, 7) penyulaman, 8) pengairan, 9) penyiangan, 10) pemupukan, 11) pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan 12) panen dan pascapanen. Dalam materi Perbenihan Tanaman Padi, dijelaskan tentang definisi benih, varietas unggul, benih bina, benih bermutu, mutu benih, kelas benih, isolasi jarak, isolasi waktu, roguing, dan masa edar benih.
Di bagian akhir, dilakukan praktek penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) serta Praktek Bagan Warna Daun (BWD) sehingga para peserta semakin memahami cara mengetahui kandungan nutrisi lahan yang dimiliki melalui penggunaan PUTS dan PUTK, dan mengetahui berapa kebutuhan pupuk N untuk tanaman melalui penggunaan BWD.
Selama penyampaian materi, secara interaktif peserta langsung menyampaikan pertanyaan dan dijawab dengan baik oleh para narasumber.
Sebelum dan sesudah penyampaian materi dilakukan pengisian pre test dan post test oleh para peserta.